Senin, 29 Juni 2020

Cara Mengenali Baterai Asli Atau Palsu Berdasarkan Ciri � Cirinya

Setiap hari manusia menggunakan sumber daya listrik untuk menghidupkan alat � alat elektronik. Selain menggunakan sumber jala � jala listrik PLN, banyak dari Divais elektronik menggunakan Baterai sebagai sumber energi maupun sebagai backup energy (energi cadangan). Misalnya saja UPS yang mensuplai daya pada komputer ketika listrik PLN padam. Contoh lain adalah smartphone yang menggunakan baterai sebagai sumber energi utama.

Baterai

Kebutuhan perangkat elektronik terhadap baterai semakin meningkat. Hal ini dikarekanan semakin diminatinya perangkat mobile yang portable dan mudah dibawa. Dengan menggunakan baterai, perangkat elektronik yang digunakan dapat dioperasikan dimana saja. Baterai adalah perangkat penyimpanan muatan listrik yang dibuat dari perpaduan bahan logam dan elektrolisis. Baterai mengubah energi dari reaksi kimia menjadi energi potensial listrik.

Baterai yang sering digunakan adalah baterai Li-Ion (Lithium Ion) , baterai Lithium polymere (Li-po), baterai Zinc Carbon , baterai alkali, akumulator atau baterai Aki dll. Dari sekian banyak jenis baterai yang paling banyak diguakan adalah jenis Li-Ion karena harga bahan yang murah dan kapasitasnya yang lumayan besar.

Semua jenis baterai bisa kita jumpai di toko dan lapak online. Namun tidak semua dari baterai yang dijual memiliki kualitas yang baik. Ada produsen baterai yang nakal memalsukan produk baterai dengan berbagai cara untuk meraih keuntungan.


Berbagai cara dilakukan mulai dari mengubah kapasitas baterai pada kemasan, memodifikasi bodi baterai, mengganti baterai dengan logam bahkan mengganti elektroda dan mengisi baterai dengan pasir !. Sehingga baterai yang sebenarnya Kw dipoles sedemikian rupa sehingga seperti Ori.

Bagaimana cara mengenali baterai asli atau palsu maupun asli tapi palsu (aspal) ? Berikut ini beberapa cara mengenali baterai palsu :

1. Kapasitas yang tidak masuk akal

Setiap orang pasti akan tertarik dan berminat memiliki baterai dengan kapasitas yang besar. Dengan asumsi bahwa semakin besar kapasitas baterai maka akan semakin lama digunakan atau perangkat elektronik kita tidak cepat Low-bat. Hal ini dimanfaatkan oleh produsen nakal untuk menarik minat pembeli dengan mengubah angka kapasitas baterai yang tertera menjadi lebih tinggi. 

Biasanya baterai jenis Li-Ion   paling sering menjadi sasaran. Sering dijumpai dipasaran baterai lithium Ion dengan kapasitas yang besar, misalnya 4800mAH atau 6800mAH bahkan ada yang nekat mengubah ke 12000mAH. Padahal, untuk kapasitas baterai Lithium Ion yang dijual dipasaran paling besar adalah 3400mAH buatan Panasonic, dengan Harga 150 ribu Rupiah.


Contoh Kapasitas tidak masuk akal. source : www.facebook.com


2. Harga yang murah

Selain kapasitas yang besar, harga baterai yang murah menjadi alasan untuk memilih baterai. Apalah jadinya jika Kapasitasnya besar harganya murah pula ? Pastinya tanpa pikir panjang orang awam akan langsung membelinya. Padahal sebenarnya harga berbanding lurus dengan kualitas.

Baterai original harganya relatif mahal, namun dapat diandalkan. Apalagi yang mempunyai nama Seperti Samsung atau Panasonic. Jika harga yang ditawarkan jauh lebih murah ditambah lagi kapasitas yang besar, patut diduga baterai yang kita beli palsu.

3. Bobot baterai yang ringan 

Baterai yang memiliki kualitas yang baik biasanya memiliki kepadatan bahan yang tinggi. Hal ini mengakibatkan bobotnya akan menjadi lebih berat. Berbeda dengan baterai abal � abal yang memiliki kualitas bahan yang rendah sehingga lebih ringan.

Namun trik ini biasanya diakali oleh produsen nakal dengan menambahkan bahan lain pada body baterai seperti menambahkan pasir bahkan baut dan mur!. Satu satunya cara yang bisa dilakukan adalah membuka body baterai untuk memastikan asli atau palsunya.

Baterai power bank yang diisi Pasir Source : www.facebook.com

4. Baterai Lebih cepat Drop atau Low-bat 

Seperti yang dijelaskan diatas, baterai yang memiliki kualitas yang baik memiliki kepadatan bahan yang tinggi. Kualitas bahan yang baik menjadikan baterai dapat menyimpan muatan listrik dalam waktu yang lama alias tidak cepat Low-bat.

Patut dicurigai apabila ada baterai dengan kapasitas besar namun cepat drop. Hal ini bisa terjadi karena pemakaian yang sudah lama atau kapasitas baterai memang berbeda dari yang sebenarnya (dijelaskan di poin 1).



5. Bodi baterai yang tidak sempurna atau cacat

Baterai yang berasal dari produsen terkenal biasanya memiliki metode produksi dan quality control yang baik sehingga menghasilkan produk dengan  kualitas fisik sempurna tanpa cacat. Berbeda dengan produk abal � abal dengan produksi seadanya sehingga kualitas fisiknya rendah.

Baterai Smartphone original biasanya memiliki logo dan hologram yang unik untuk membedakan produk original dan palsu. Misalnya saja baterai merk samsung yang memiliki hologram unik. Hologram dari samsung akan menampilkan tulisan SEIN apabila dilihat dari sudut tertentu.

baterai samsung dengan logo SEIN

6. Tidak suport dengan perangkat elektronik

Perangkat elektronik saat ini memiliki sistem yang canggih sehingga dapat mencegah sparepart yang tidak sesuai atau palsu. Contohnya saja hp atau smartphone. Baterai Smartphone pada dasarnya memiliki 3 output yaitu Positif, Negatif dan BSI (Baterai Size Indicator).

BSI adalah sensor yang dapat mendeteksi kapasitas baterai dan suhu baterai sehingga dapat dibaca oleh smatrphone. Baterai abal � aba biasanya tidak diberikan modul BSI didalamnya karena harganya yang mahal. Biasanya perangkat elektronik yang tidak membaca data dari modul BSI tidak bisa untuk digunakan.
Pin BSI Baterai

Itulah beberapa ciri � ciri baterai asli atau palsu dan cara mengenalinya. Sebagai konsumen yang bijak tentunya Hal diatas perlu untuk dipertimbangkan. Sebelum membeli atau menggunakan baterai, ada baiknya memperhatikan beberapa hal yaitu :
  1. Selalu bandingkan harga baterai dengan harga toko resmi
  2. Jangan tertipu dengan harga murah dan kapasitas baterai yang sesar.
  3.  Perhatikan fisik baterai, jika memungkinkan gunakan alat ukur untuk mengetahui besar tegangan baterai
  4.  Sebaiknya jangan membeli baterai bekas walaupun besar tegangannya masih bagus
  5. Jangan menggunakan baterai dengan gejala rusak (kempis atau kembung).

baca juga : Sejarah perkembangan Televisi dari awal hingga sekarang !


Tidak ada komentar:
Write comment