Sabtu, 23 Mei 2020

Panel Surya, Teknologi Energi Listrik Terbarukan Yang Ramah Lingkungan

Bicara tentang energi terbarukan, tentunya tidak lepas dari Teknologi pembangkit listrik tenaga surya. Solar Panel atau tenaga surya semakin diminati seiring dengan berkurangnya sumber energi fosil dan kebutuhan akan Energi yang semakin besar. 


Dengan mengandalkan tenaga matahari yang didapatkan gratis (Free energy) manusia bisa menghasilkan listrik secara mandiri dan ramah lingkungan. Sejarah mencatat, konsep  awal tentang  sel surya pertama kali diungkapkan oleh Albert Einstein pada tahun 1905.

Suplai energi surya dari sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi terhitung sangat besar yaitu mencapai 3 x 1024 joule pertahun. Ya, tanpa kita sadari setiap hari kita menikmati energi yang jatuh bebas dari langit . Jumlah energi sebesar itu setara dengan 10.000 kali konsumsi energi di seluruh dunia saat ini. 

Artinya, dengan menutup 0,1% saja permukaan bumi dengan divais solar sel yang memiliki efisiensi 10% sudah mampu untuk menutupi kebutuhan energi di seluruh dunia saat ini.

baca juga : Sistem pengisian panel surya : SCC, PWM dan MPPT

Pemasangan panel surya
Perkembangan pesat dari industri sel surya atau solar cell di mana pada tahun 2004 telah menyentuh level 1000 Mega Watt, sehingga membuat banyak kalangan semakin tertarik untuk mengembangkan sumber energi ramah lingkungan nan gratis. 

Beberapa Negara sudah sangat getol menerapkan teknologi ini seperti Jerman dan Jepang. Di negara ini penggunaan panel surya sebagai sumber energi listrik sudah sampai ke tingkat rumah-rumah penduduk secara masif.

Bagaimana dengan Indonesia ?

Di Indonesia pemanfaatan energi surya emang belum seberapa. Hanya sekitar 0,05% dari potensi yang ada. Hal ini diungkapkan oleh M. Arifin selaku Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Energi Terbarukan dan Konversi Energi (EBTKE).

Pemerintah telah berupaya membangun beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Yang terbesar adalah PLTS Likupang di Minahasa Utara dengan kapasitas terpasang mencapai 21 Mega Watt Peak (MWP). Selain PLTS  energi terbarukan ini sudah banyak diterapkan secara mandiri  sebagai suplai energi pada Traffic Light maupun lampu jalan.

Panel surya energi terbarukan ramah lingkungan
Hamparan panel surya di PLTS Likupang, Sulawesi Utara

Energi yang dikeluarkan oleh sinar matahari sebenarnya hanya diterima oleh permukaan bumi sebesar 69% dari total energi pancaran matahari. Suplai energi surya dari sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi sangat luar biasa besarnya yaitu mencapai 3 x 10 joule pertahun.

Energi tersebut setara dengan 2 x 1017 Watt. Jumlah energi sebesar itu setara dengan 10.000 kali konsumsi energi di seluruh dunia saat ini. Dengan kata lain, dengan menutup 0.1% saja permukaan bumi dengan  solar sel yang memiliki efisiensi 10% sudah mampu untuk menutupi kebutuhan energi di seluruh dunia saat ini. Tanpa Limbah dan Polusi. Luar biasa bukan ?

Bagaimana modul ini bekerja ?

Cara kerja sel surya adalah dengan memanfaatkan teori cahaya sebagai partikel. Sebagaimana diketahui bahwa cahaya baik yang tampak maupun yang tidak tampak memiliki dua buah sifat yaitu dapat sebagai gelombang dan dapat sebagai partikel yang disebut dengan photon. Dengan menggunakan sebuah komponen semikonduktor yang memiliki permukaan yang luas dan tersusun dari dioda persambungan tipe P dan N, maka cahaya yang mengenai permukaan dapat dirubah secara langsung menjadi energi listrik.

Struktur Panel surya

Pada dasarnya, Panel surya memiliki prinsip yang identik dengan semikonduktor Dioda. Namun sekarang strukturnya menjadi sedikit lebih rumit karena perancangannya yang lebih cermat untuk meningkatkan efisiensinya. 

Kemajuan dari penelitian akan material semikonduktor sebagai bahan inti sel surya, telah menjadi faktor kunci bagi pengembangan teknologi ini. Dalam teknologi sel surya, terdapat berbagai pilihan penggunaan material intinya. 

Kristal tunggal silikon sebagai pioner dari sel surya memang masih menjadi pilihan sekarang karena teknologinya yang sudah mapan sehingga bisa mencapai efisiensi lebih dari 20% untuk skala riset. Sedangkan Panel sel surya kristal silikon yang sudah diproduksi berefisiensi sekitar 12%.

Tidak ada komentar:
Write comment