Kamis, 28 Mei 2020

Mengapa Arus Listrik Mengalir dari Positif ke Negatif ? Inilah penjelasannya

Bagi orang yang mempelajari ilmu kelistrikan, mustahil rasanya apabila tidak melewati pelajaran dasar-dasar kelistrikan. Materi ini mempelajari hukum dasar listrik seperti hukum Ohm, Hukum Kirchoff, Hukum Faraday, teori atom, sifat bahan dll. Dari berbagai hukum dan teori tersebut kita dapat mengetahui asal usul dari gaya listrik dan rumusannya.


Dalam Praktiknya, Seringkali rangkaian arus listrik dijelaskan prinsip kerjanya dengan konsep aliran arus konvensional. Apa itu arus konvensional ? Arus ini adalah arus listrik yang mengalir dari positif ke negatif. 

Dengan konsep ini menjelaskan prinsip kerja rangkaian listrik dan elektronika akan semakin mudah. Dari sini muncul sebuah pertanyaan

Mengapa listrik mengalir dari positif ke negatif ?  

Bukankah listrik adalah aliran elektron ? dan elektron adalah muatan Negatif. Secara logika seharusnya arus listrik mengalir dari negatif ke positif. Dan ini dibuktikan oleh teori atom Rutherford-Bohr. Mengapa dalam praktiknya menggunakan kaidah sebaliknya?

Jawabannya sederhana

Pertama, mari kita buka  sejarahnya. Pada abad ke 17, Para ilmuan sudah mengetahui dan meneliti tentang listrik. Diantaranya adalah George Simon Ohm, Kirchoff, Michael Faraday dll. Namun, mereka belum mengetahui pasti  arah aliran arus listrik.

Sampai seorang Ilmuan Bernama Benjamin Franklin melakukan percobaan nyeleneh. Franklin menerbangkan sebuah layangan di tengah badai. Pada ujung tali layangan digantungkan sebuah kunci Logam. Ternyata, Kunci yang digantungkan Franklin  itu timbul medan listrik.

Franklin mengambi kesimpulan bahwa arus listrik mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah.  Potensial tinggi diberi tanda plus (+) dan potensial rendah diberikan tanda  minus (-). 

Kaidah ini diyakini benar karena pada percobaan tidak menimbulkan kontradiksi. Kaidah ini dinamakan Arus Konvensional.

Ilustrasi percobaan layangan Franklin

Kaidah Arus Konvensional terus bertahan sampai awal tahun 1900. Pada tahu 1915 Rutherford dan Bohr membuktikan dalam model atom bahwa arus listrik adalah aliran elektron yang bergerak mengisi kekosongan (hole). Kaidah aliran ini disebut Arus elektron.

Dari pemaparan diatas muncul lagi pertanyaan baru ? Mengapa arus konvensional masih digunakan ?

Jawabannya adalah karena dalam perhitungan dan praktiknya Arus konvensional maupun Elektron akan mendapatkan hasil yang sama. Namun demikian, Penjabaran dan analisis menggunakan arus konvensional terasa lebih mudah, karena mengurutkan aliran dari atas ke bawah.

Tidak ada komentar:
Write comment