Kamis, 12 November 2020

Mengenal Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence), Pengertian, Sejarah dan Perkembangannya

Apa itu Artificial Intelligence (AI) ? AI atau Kecerdasan buatan adalah cabang dari ilmu computer yang berperan penting terhadap kemajuan dari teknologi di dunia. Bidang ini telah berkembang pesat selama 20 tahun terakhir seiring bertambah majunya sistem komputerisasi.

Selama ribuan tahun, manusia terus menerus meneliti tentang bagaimana cara mereka berpikir. Penelitian tersebut berusaha mengungkap bagaimana cara manusia mengetahui, memahami, memprediksi, dan melakukan manipulasi.

Kecerdasan buatan buatan berusaha melakukan hal tersebut. Selain untuk memecahkan masalah, tapi juga membangun sebuah sistem yang memiliki kecerdasan yang dapat menggantikan peran manusia pada hal � hal yang sangat kompleks.

Kata Intelligence berasal dari bahasa latin intelligo yang berarti �saya paham�. Jadi, dasar dari intelligence adalah kemampuan dalam memahami dan melakukan aksi. Artificial Intelligence bermula dari penemuan komputer pada tahun 1940an.

Untuk masa sekarang ini, komputer di desain untuk dapat meniru  dan mengerjakan sesuatu seperti yang dapat manusia lakukan, dengan cara memahami jalan pikiran manusia dan menerjemahkannya kedalam formula dan kode program.

Pengertian AI

Artificial intelligence merupakan ilmu yang universal. Karena penerapan dan metodenya yang beragam, menghasilkan berbagai defenisi dari peneliti AI. Beberapa defenisi kecerdasan buatan menurut para ahli diantaranya : 

John McCarthy (1956) : Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) adalah pemodelan proses berpikir manusia dan mendesain mesin agar menirukan perilaku manusia.

Alan Turing : �Jika komputer tidak dapat di bedakan dengan manusia saat berbincang melalui terminal komputer maka bisa dikatakan komputer itu cerdas , mempunyai kecerdasan�

Encyclopedia Britannica: Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) merupakan cabang dari ilmu komputer yang dalam merepresentasi pengetahuan lebih banyak menggunakan bentuk simbol-simbol daripada bilangan, dan memproses informasi berdasarkan metode heuristic atau dengan berdasarkan sejumlah aturan.

H. A. Simon (1987) : � Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) adalah sebuah tempat sebuah penelitian, aplikasi dan instruksi yang terkait dengan pemrograman komputer untuk melakukan sesuatu hal yang -dalam pandangan manusia adalah- cerdas�

Winston dan Prendergast (1984) : �Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) adalah sebuah mesin yang lebih pintar, lebih bermamfaat dan dapat memahami apa itu kecerdasan�

Haugeland (1985) : �Usaha untuk membuat komputer berpikir, machine with minds.�

Avron Barr dan Edward E. Feigenbaum : �Kecerdasan buatan adalah sebagian dari komputer sains yang mempelajari (dalam arti merancang) sistem komputer yang berintelegensi, yaitu sistem yang memiliki karakteristik berpikir seperti manusia.�

McLeod & Schell (2007) : �Kecerdasan buatan (Artificial intelligence  � AI) adalah aktivitas penyediaan mesin seperti komputer dengan kemampuan untuk menampilkan prilaku yang dianggap sama cerdasnya dengan jika kemampuan tersebut ditampilkan oleh manusia.�

Sejarah AI

Sejarah kecerdasan buatan atau AI dapat ditelusuri hingga zaman mesir kuno. Dalam cerita kuno dan mitos peradaban Mesir, digambarkan seorang makhluk yang memiliki kecerdasan atau kesadaran dari orang yang meracangnya. Era Filsuf yunani membawa benih benih kecerdasan buatan dengan berusaha menerjemahkan proses berpikir manusia kedalam simbol � simbol. 

Al-Jazari, seorang ilmuwan Islam pada dinasti Artuqid mengembangkan robot  humanoid pertama pada tahun 1200-an. 

Robot Al-Jazari, digerakkan oleh air dan dapat bergerak atau memainkan musik

Hisashige Tanaka dari Jepang membuat robot Katakuri untuk menuangkan Teh pada tahun 1796. 

Katakuri, robot dengan mekanik kayu yang memakai baju kimono

Penemuan tersebut menandakan semangat dan gairah dalam menemukan sistem yang bekerja dan berprilaku seperti manusia. 

Era kecerdasan buatan mendapatkan momentum ketika komputer diperkenalkan pada dekade 1940-an. Pada tahun 1943, Warren McCulloch dan Walter Pitt mengemukakan tiga hal : pengetahuan fisiologi dasar dan fungsi sel syaraf dalam otak, analisis formal tentang logika proposisi, dan teori komputasi Turing.  

Mereka berhasil membuktikan bahwa sel Neuron dapat bekerja layaknya sakelar on-off. Neuron tersebut mampu belajar dan memberikan aksi berbeda terhadap input dan  waktu yang diberikan. 

Pada tahun 1950, Alan Turing menulis paper yang berjudul Computer Machinery and Intelligence. Turing mencoba menjawab pertanyaan � Apakah Komputer bisa berpikir ?�. Alan pun menjawab pertanyaan tersebut dengan Turing Machine yang dibuatnya.

Newell dan Simon mengembangkan program AI pertama yang disebut sebagai The Logic Theorist pada tahun 1955. Program tersebut merepresentasikan masalah sebagai model pohon. Penyelesaian masalahnya adalah dengan cara memilih cabang yang akan menghasilkan kesimpulan dengan benar. Program ini adalah batu loncatan bagi perkembangan AI kedepannya.

Pada tahun 1956, John McCharty dari Massacuhetts Institute of Technology mengadakan konferensi bertajuk The Dartmouth Summer Research Project on Artificial Intelligence. Konferensi ini bertujuan menarik minat orang banyak untuk masuk ke dunia kecerdasan buatan. Konferensi Dartmouth meletakkan dasar bagi masa depan perkembangan dan penelitian AI.

John McCharty

McCarty kelak dijuluki sebagai �Bapak AI� mengemukakan pendapat tentang  Kecerdasan Buatan yaitu :

The goal of AI is to develop machines that behave as though they were Intelligent
Tahun 1960 hingga 1970 muncul berbagai diskusi bagaimana komputer dapat bekerja layaknya manusia dan meniru kemampuan otaknya. Rentang waktu tersebut dikenal sebagai Classical AI. Kemudian, Harga komputer yang semakin murah akibat masifnya komponen sirkuit terpadu (IC) membawa perkembangan pesat bagi penelitian AI pada 1980-an.

Kecerdasan buatan terus berkembang hingga menjadi banyak ruang lingkup dan bidang ilmu seperti Fuzzy logic (logika samar), Neural Network, Natural Language Processing, Algoritma Genetika, Robotika dan Computer Vision. 

Bidang Ilmu Kecerdasan Buatan

1. Fuzzy Logic

Fuzzy Logic atau logika samar adalah sebuah sistem logika yang memiliki nilai kekaburan atau kesamaran (Fuzzyness) antara benar dan salah . Sistem ini dipelopori Prof. Lotfi A. Zadeh, Profesor dari University Of California.

Pada Aljabar Boolean, sebuah kondisi logika dilambangkan antara 0 dan 1, Ya atau tidak, Hidup atau mati, Hitam atau putih. Hanya ada 2 kondisi Logika yang Komplemen. Dalam fuzzy logic, kondisi dapat berada diantara nilai tersebut.

Penerapan fuzzy logic diantaranya pada bidang industri, manajemen, pertanian, dan produk elektronik seperti mesin cuci maupun air conditioner (AC).

2. Natural language Processing (NLP)

NLP adalah bidang ilmu yang mempelajari bagaimana mengolah bahasa alami sehingga manusia dapat berkomunikasi dengan komputer, tanpa harus repot memahami formula dank ode yang rumit.

Konsentrasi NLP adalah interaksi antara komputer dengan manusia menggunakan bahasa natural, dimana komputer melakuka ekstraksi pada bahasa natual manusia dan mengolahnya sehingga menghasilkan output bahasa natural pula. 

Salah satu aplikasi dari Natural Language Processing yang sering dilihat pada kehidupan sehari - hari  adalah Chatbot pada steaming platform online seperti Youtube dan Facebook Gaming, dimana komputer seolah � olah berkomunikasi dengan manusia. 

3. Neural Network

Neural network adalah perpaduan dua cabang ilmu yang berbeda, yakni kedokteran dan Kecerdasan buatan. Bidang ilmu ini merupakan kategori ilmu Self Computing.

Neural Network mempelajari cara kerja neuron dalam otak manusia, sehingga otak manusia dapat berpikir, memberikan rangsangan dan stimulasi, melakukan proses dan memberikan output. 

4. Computer Vision

Computer Vision adalah cara bagaimana komputer dapat mengolah, mengidentifikasi, memahami dan memproses  gambar atau objek. 

Metode ini banyak digunakan pada robot humanoid yang mampu mengidentifikasi halangan dan menghindarinya.

5. Robotika

Robotika adalah alat atau mesin yang dapat bekerja secara otomatis dan sistematis. Robot didesain untuk memudahkan pekerjaan manusia. Mungkin Anda familiar dengan robot manusia bernama Sophia, atau robot standar militer Atlas yang dikembangkan oleh Boston Dynamics. Robot tersebut ditanamkan kecerdasan buatan didalamnya, sehingga bisa bertindak dan berprilaku seperti manusia. 

Robot dilengkapi oleh sensor yang berfungsi mendeteksi perubahan lingkungan seperti panas, cahaya dan tekanan. Lalu ada bagian control yang memproses data tersebut untuk mengambil keputusan seperti menggerakkan Aktuator (motor servo dan motor DC).

6. Algoritma Genetika

Algoritma genetika merupakan sebuah metode adaptive yang digunakan untuk memecahkan suatu pencarian nilai dalam sebuah masalah optimasi. Algoritma ini didasarkan pada proses genetik yang ada pada makhluk hidup.

Istilah Genetic Algoritm diusulkan pertama kali oleh Jhon Holland pada tahun 1975 dalam bukunya Adaptation in Natural and Artificial System. Salah satu penerapannya adalah path planning pada mobile robot sehingga dapat bergerak efisien ke tempat tujuan.

Masa depan Kecerdasan Buatan

Elon  Musk 
Kegunaan AI dimasa depan bagaikan pisau dengan dua sisi. Di satu sisi AI bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah dan membangun peradaban, disisi lain AI juga merupakan ancaman bagi umat manusia.

Bayangkan ketika penggunaan AI yang semakin masif menyebabkan kurangnya kebutuhan tenaga kerja di industri. Proses pengolahan data atau pelayanan administrasi yang dulu dikerjakan manusia kini digantikan oleh sistem yang cerdas. 

Elon Musk, pendiri perusahaan Tesla dan SpaceX, telah memikirkan bahaya dari penggunaan AI yang masif. Terdorong dari ketakutan tersebut, Musk dan Sam Altman membangun OpenAI, perusahaan nirlaba yang mengembangkan AI yang dapat bermanfaaat bagi umat manusia. 

Tidak ada komentar:
Write comment