Pengatur pompa air otomatis adalah rangkaian yang berfungsi sebagai saklar otomatis yang diterapkan pada pompa air konvensional.
Cara kerja sirkuit ini pada umumnya adalah mendeteksi level air pada penampungan dan memutus arus listrik pada pompa pada saat air dalam wadah tersebut telah penuh.
Untuk mengatur level air yang diinginkan untuk mematikan pompa secara otomatis, digunakan 3 buah plat besi yang ditempatkan pada dasar, tengah dan atas dari penampungan.
Untuk mengatur level air yang diinginkan untuk mematikan pompa secara otomatis, digunakan 3 buah plat besi yang ditempatkan pada dasar, tengah dan atas dari penampungan.
Dengan menggunakan rangkaian pengatur pompa air otomatis ini, sobat menghindari air yang terbuang pada saat mengisi wadah atau tandon air.
Daftar Komponen
Tandon Air |
Komponen yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
- Resistor 10K (1)
- Resistor 2K2 (5)
- LED 5 mm (1)
- Transistor BC 547 (4)
- Dioda 1N4007 (1)
- Relay DPDT 12V (1)
- Terminal block 2 pin (2)
Catatan : LED berfungsi sebagai indikator dan bersifat opsional, artinya boleh digunakan boleh tidak.
Skematik Rangkaian
Skematik Rangkaian
Rangkaian ini sangat simple dan tidak menggunakan IC digital. Skema Pengatur pompa air otomatis dapat dilihat pada gambar dibawah :
Cara Kerja Rangkaian
Skematik Rangkaian |
Cara Kerja Rangkaian
Rangkaian terdiri dari 3 buah plat. Plat adalah logam berbentuk pipih yang berfungsi sebagai sensor pada saat air menyentuh plat. Plat ini boleh menggunakan tembaga boleh juga hanya kabel biasa. Plat yang digunakan terdiri dari Plat A, Plat B dan Plat C.
Plat C adalah plat yang terhubug pada tegangan input 12V DC melalui sebuah resistor bernilai 10K. Plat ini berfungsi untuk memberikan muatan positif pada air di wadah atau tandon. Plat C ini diletakkan di dasar wadah penyimpanan air.
Plat B adalah Plat yang terhubung dengan Transistior Q2. Plat ini diletakkan di tengah tengah wadah atau tandon air.
Plat A adalah Plat yang terhubung dengan Transistor Q1. Plat ini ditetakkan di atas wadah penampungan sebagai batas maksimal pengisian wadah air.
Pada saat keadaan normal yaitu bak wadah penampungan air kosong, maka tidak ada air yang menyentuh plat A dan plat B. Transistor Q1 dan Q2 menjadi terputus (cut-off) sehingga tegangan pada kaki basis dari Q3 dan Q4 menjadi positif. Basis Q3 dan Q4 memicu hubungan Colektor dan emitor, sehingga coil relay mengalir arus melalui colector dan emitor pada Q3 dan Q4 yang dihubung seri. Sehingga, relay Aktrif dan memindahkan Contac dari NC ke NO sehingga pompa menyala. Air pun mengisi pompa.
Ketika air pada wadah mencapai Plat B, Basis dari Q2 menjadi positif sehingga transistor tersebut terhubung (saturasi). Hal ini berakibat basis Q3 menjadi negatif sehingga arus dari Colector dan emitornya terputus. Namun coil relay masih aktif karena contacnya terhubung pada coil dan colector Q4 yang masih aktif. Sehingga pompa masih menyala.
Pada saat Pompa telah mencapai Plat A maka colector dan emitor pada Q3 dan Q4 terputus, sehingga tidak ada arus yang mengalir ke coil relay. Contac Relay pun beralih dan memutuskan sambungan 220V ke pompa sehingga pompa air berhenti mengisi wadah. Pada kondisi ini, Wadah atau tandon air telah penuh.
Rangkaian tidak akan mengaktifkan kembali pompa sampai air tidak menyentuh Plat A dan Plat B. Artinya pompa baru akan menyala jika wadah penyimpanan air sudah kosong kembali. Sehingga pada saat air berkurang dan tidak menyentuh plat A, maka pompa air tidak menyala-mati terus menerus.
Rangkaian ini sangat bagus diterapkan pada tandon air dirumah ataupun kolam ikan. Mengingat ketersediaan air di alam semakin berkurang, langkah sobat untuk membuat rangkaian ini sangat bijak.
Selamat Mencoba !
Plat C adalah plat yang terhubug pada tegangan input 12V DC melalui sebuah resistor bernilai 10K. Plat ini berfungsi untuk memberikan muatan positif pada air di wadah atau tandon. Plat C ini diletakkan di dasar wadah penyimpanan air.
Plat B adalah Plat yang terhubung dengan Transistior Q2. Plat ini diletakkan di tengah tengah wadah atau tandon air.
Plat A adalah Plat yang terhubung dengan Transistor Q1. Plat ini ditetakkan di atas wadah penampungan sebagai batas maksimal pengisian wadah air.
Pada saat keadaan normal yaitu bak wadah penampungan air kosong, maka tidak ada air yang menyentuh plat A dan plat B. Transistor Q1 dan Q2 menjadi terputus (cut-off) sehingga tegangan pada kaki basis dari Q3 dan Q4 menjadi positif. Basis Q3 dan Q4 memicu hubungan Colektor dan emitor, sehingga coil relay mengalir arus melalui colector dan emitor pada Q3 dan Q4 yang dihubung seri. Sehingga, relay Aktrif dan memindahkan Contac dari NC ke NO sehingga pompa menyala. Air pun mengisi pompa.
Ketika air pada wadah mencapai Plat B, Basis dari Q2 menjadi positif sehingga transistor tersebut terhubung (saturasi). Hal ini berakibat basis Q3 menjadi negatif sehingga arus dari Colector dan emitornya terputus. Namun coil relay masih aktif karena contacnya terhubung pada coil dan colector Q4 yang masih aktif. Sehingga pompa masih menyala.
Pada saat Pompa telah mencapai Plat A maka colector dan emitor pada Q3 dan Q4 terputus, sehingga tidak ada arus yang mengalir ke coil relay. Contac Relay pun beralih dan memutuskan sambungan 220V ke pompa sehingga pompa air berhenti mengisi wadah. Pada kondisi ini, Wadah atau tandon air telah penuh.
Rangkaian tidak akan mengaktifkan kembali pompa sampai air tidak menyentuh Plat A dan Plat B. Artinya pompa baru akan menyala jika wadah penyimpanan air sudah kosong kembali. Sehingga pada saat air berkurang dan tidak menyentuh plat A, maka pompa air tidak menyala-mati terus menerus.
Rangkaian ini sangat bagus diterapkan pada tandon air dirumah ataupun kolam ikan. Mengingat ketersediaan air di alam semakin berkurang, langkah sobat untuk membuat rangkaian ini sangat bijak.
Selamat Mencoba !
Tidak ada komentar:
Write comment