Pengertian dan perbedaan antara Teori dan Praktek. - Pernahkah anda mendengar percakapan seperti ini �praktek itu lebih penting dari teori� atau �ah,itukan hanya teori,prakteknya nanti berbeda� bahkan ada yang bilang seperti ini �gausah jelasin teori, langsung praktek aja!�.
Pernyataan dan pendapat tentang teori dan praktek seperti ini sering kita dengar di bangku sekolah maupun perguruan tinggi. Pernyataan seperti ini tentunya mendewakan yang namanya praktek sementara menghakimi teori secara negatif. Apakah memang praktek lebih penting dari teori ? atau sebenarnya teori yang lebih penting dari praktek ?
Bagi yang pernah sekolah di bangku SMK, ungkapan seperti diatas sudah lazim didengar. Wajar, karena mayoritas sekolah di SMK memberikan porsi praktek lapangan lebih besar dibanding penjabaran teori. Porsi praktek yang diberikan biasanya Sekitar 60% praktek dan sisanya 40% teori. Bahakan ada yang memberikan porsi praktek 70%. Sementara yang duduk di bangku SMA yang notabene lebih sering memahami penjabaran teori daripada praktek lapangan secara langsung.
Bukan hanya di bangku sekolah menengah, perdebatan ini berlanjut hingga ke perguruan tinggi. Ada 2 perguruan tinggi yang dominan, yakni Politeknik dan Universitas. Sistem Politeknik yang berbasis keilmuan spesifik memberikan porsi praktek yang lebih besar dibanding teorinya. Sementara di universitas memberikan porsi teori yang lebih besar. Walaupun ada juga jurusan yang menerapkan porsi teori-praktek yang seimbang.
Defenisi
Jika ditinjau dari kamus besar bahasa indonesia, Pengertian teori dan praktek dapat diartikan seperti ini :
Teori : 1.Pendapat yang didasarkan pada penelitan dan penemuan.2 penyelidikan eksperimental yang mampu menghasilkan fakta berdasarkan ilmu pasti. 3 Asas hukum yang dapat menjadi dasar suatu kesenian atau ilmu pengetahuan.
Praktek : 1. Pelaksaan secara nyata apa yang disebut dalam teori. 2 Pelaksanaan pekerjaan. 3 Perbuatan menerapkan teori.
Ternyata, makna kata teori dan praktek dalam masyarakat berbeda dengan makna yang sebenarnya. Kita sebagai masyarakat mendefinisikan teori adalah kegiatan belajar dan memahami teks dari sebuah keilmuan atau sekedar pendapat seseorang yang dikutip di buku.
Kegiatan belajar |
Bagi yang pernah sekolah di bangku SMK, ungkapan seperti diatas sudah lazim didengar. Wajar, karena mayoritas sekolah di SMK memberikan porsi praktek lapangan lebih besar dibanding penjabaran teori. Porsi praktek yang diberikan biasanya Sekitar 60% praktek dan sisanya 40% teori. Bahakan ada yang memberikan porsi praktek 70%. Sementara yang duduk di bangku SMA yang notabene lebih sering memahami penjabaran teori daripada praktek lapangan secara langsung.
Bukan hanya di bangku sekolah menengah, perdebatan ini berlanjut hingga ke perguruan tinggi. Ada 2 perguruan tinggi yang dominan, yakni Politeknik dan Universitas. Sistem Politeknik yang berbasis keilmuan spesifik memberikan porsi praktek yang lebih besar dibanding teorinya. Sementara di universitas memberikan porsi teori yang lebih besar. Walaupun ada juga jurusan yang menerapkan porsi teori-praktek yang seimbang.
Defenisi
Jika ditinjau dari kamus besar bahasa indonesia, Pengertian teori dan praktek dapat diartikan seperti ini :
Teori : 1.Pendapat yang didasarkan pada penelitan dan penemuan.2 penyelidikan eksperimental yang mampu menghasilkan fakta berdasarkan ilmu pasti. 3 Asas hukum yang dapat menjadi dasar suatu kesenian atau ilmu pengetahuan.
Praktek : 1. Pelaksaan secara nyata apa yang disebut dalam teori. 2 Pelaksanaan pekerjaan. 3 Perbuatan menerapkan teori.
Ternyata, makna kata teori dan praktek dalam masyarakat berbeda dengan makna yang sebenarnya. Kita sebagai masyarakat mendefinisikan teori adalah kegiatan belajar dan memahami teks dari sebuah keilmuan atau sekedar pendapat seseorang yang dikutip di buku.
Menurut kita teori tak ubahnya hanya kegiatan belajar mengajar di kelas dengan memahami isi buku maupun penjelasan guru. Sedangkan dalam praktek, kita memahami bahwa praktek adalah kegiatan balajar langsung dilapangan dan menghasilkan sesuatu bernama �data�. Sesuatu yang bisa kita amati, kita lihat,kita nilai dan kita rasakan.
Kita beranggapan teori tidak menghasilkan apapun, sedangkan kita memperoleh pengalaman pada praktik dengan melihat dan menganalisa �data� yang kita dapatkan.
Pada defenisi diatas akhirnya sudah jelas. Bahwa teori adalah hasil dari analisa data pada praktik. Teori lahir dari hasil � hasil percobaan yang telah dibuktikan dan telah diuji. Pada kegiatan praktik, kita sebenarnya hanya membuktikan apa yang dijelaskan pada teori.
Pada defenisi diatas akhirnya sudah jelas. Bahwa teori adalah hasil dari analisa data pada praktik. Teori lahir dari hasil � hasil percobaan yang telah dibuktikan dan telah diuji. Pada kegiatan praktik, kita sebenarnya hanya membuktikan apa yang dijelaskan pada teori.
Data yang kita dapat dan kita analisa membuktikan teori yang sebelumnya dipelajari. Jika ternyata teori yang dipelajari berbeda dengan praktik yang dilakukan, berarti ada faktor atau variabel yang tidak kita perhitungkan.
Begitu juga dengan Ilmu teknik. Teori dan praktek dalam ilmu teknik akan menghasilkan data yang sama. Karena penjelasan teori berasal dari percobaan percobaan di lapangan. Ketika ada perbedaan antara teori dan prakteknya, pasti ada faktor atau variabel yang tidak ikut diperhitungkan. Misalnya pada teknik elektro ketika kita sedang praktek hubungan seri parallel resistor. Perhitungan teori kadang berbeda dengan pengukuran pada saat praktikum.
Belajar teori |
Belajar praktek |
Hal ini bisa terjadi karena kita tidak memasukkan faktor kualitas bahan komponen itu, nilai toleransinya maupun nilai tahanan dalam dari alat ukur yang kita pakai. Jika kita memasukkan semua faktor tadi, maka tidak ada bedanya antara teori yang kita pelajari dengan yang kita uji dalam praktek.
Jika kita telusuri sejarahnya tentang teori dalam ilmu sains, teori awalnya hanya berupa fakta � fakta dari pengamatan Ilmuan. Sebuah pendapat Ilmuan di kumpulkan dari fakta-fakta yang dia amati di alam. Lalu dari fakta itu dirangkumlah sebuah kesimpulan yang berbentuk hipotesis. Hipotesis ini diuji oleh Ilmuan lain terus menerus, jika sudah tidak menimbulkan keraguan lagi maka hipotesis ini �disepakati � menjadi sebuah teori.
Jika kita telusuri sejarahnya tentang teori dalam ilmu sains, teori awalnya hanya berupa fakta � fakta dari pengamatan Ilmuan. Sebuah pendapat Ilmuan di kumpulkan dari fakta-fakta yang dia amati di alam. Lalu dari fakta itu dirangkumlah sebuah kesimpulan yang berbentuk hipotesis. Hipotesis ini diuji oleh Ilmuan lain terus menerus, jika sudah tidak menimbulkan keraguan lagi maka hipotesis ini �disepakati � menjadi sebuah teori.
Misalkan saja teori relativitas Einstein yang menjelaskan bahwa kecepatan dan waktu adalah relatif. Awalnya Einstein mengamati fenomena alam dan memulai perenungan yang dalam, hingga akhirnya fakta fakta yang dia kumpulkan menghasilkan hipotesis. Hipotesis ini diuji oleh ilmuan lain dengan metode yang bermacam macam dan hasilnya sama, maka hipotesis Einstein ini menjadi sebuah Teori.
Lalu Mana Yang Lebih Baik ?
Yang mana lebih baik ? teori atau praktek ?. penjelasan panjang diatas memberikan kesimpulan bahwa teori dan praktek sama pentingnnya. Teori tanpa praktek hanya menghasilkan omongan kosong, sedangkan praktek tanpa teori hanya menghasilkan kegagalan dan error.
Albert Einstein |
Lalu Mana Yang Lebih Baik ?
Yang mana lebih baik ? teori atau praktek ?. penjelasan panjang diatas memberikan kesimpulan bahwa teori dan praktek sama pentingnnya. Teori tanpa praktek hanya menghasilkan omongan kosong, sedangkan praktek tanpa teori hanya menghasilkan kegagalan dan error.
Harus ada keseimbangan antara pemahaman teori dan pembuktian pada praktik, agar ilmu yang kita pelajari padat dipahami lebih dalam. Selain itu kita juga dapat memahami penerapan sebenarnya sebuah teori dalam lingkungan dan kehidupan, sehingga kita bisa memecahka masalah di lingkungan dengan menggunkan teori tersebut.
Tidak ada komentar:
Write comment